Home » » Seni Tradisi Bantengan

Seni Tradisi Bantengan

Written By Unknown on Sabtu, 01 Desember 2012 | 01.22



Kediri-Portal - Seni  Tradisional  Bantengan,  adalah  sebuah  seni pertunjukan  budaya  tradisi  yang menggabungkan  unsur  sendra tari, olah kanuragan, musik, dan syair/mantra yang sangat kental dengan  nuansa  magis.  Pelaku  Bantengan  yakin  bahwa permainannya akan semakin menarik apabila telah masuk tahap “trans”  yaitu  tahapan  pemain  pemegang  kepala  Bantengan menjadi kesurupan arwah  leluhur Banteng  (Dhanyangan).

Seni  Bantengan  yang    telah  lahir  sejak  jaman  kerajaan jaman  Mpu  Sindok  (situs  candi  Jago  –  Tumpang)  sangat  erat kaitannya dengan Pencak Silat. Karena gerakan tari yang dimainkan mengadopsi  dari  gerakan  Kembangan  Pencak  Silat.  Tidak  aneh memang,  sebab  pada  awalnya  Seni  Bantengan  adalah  unsur hiburan  bagi  setiap  pemain  Pencak  Silat  setiap  kali  selesai
melakukan  latihan  rutin.
Setiap grup Bantengan minimal mempunyai 2 Bantengan seperti halnya satu pasangan yaitu Bantengan jantan dan betina.
Permainan  kesenian  bantengan  dimainkan  oleh  2  orang  yang berperan  sebagai  kaki  depan  sekaligus  pemegang  kepala bantengan dan pengontrol tari bantengan serta kaki belakang yang juga berperan sebagai ekor bantengan. Ornamen yang ada pada
Bantengan yaitu  :
1. Tanduk  (banteng, kerbau, sapi, dll)
2. Kepala banteng yang terbuat dari kayu ( waru, dadap, miri, nangka,  loh, kembang, dll)
3. Mahkota Bantengan, berupa  sulur wayangan dari bahan kulit atau kertas
4. Klontong  (alat bunyi di  leher)
5. Keranjang penjalin, sebagai badan (pada daerah tertentu hanya  menggunakan  kain  hitam  sebagai   badan penyambung kepala dan kaki belakang)
6. Gongseng kaki
7. Keluhan  (tali kendali)
Dalam setiap pertunjukannya (disebut “gebyak”), Bantengan didukung beberapa perangkat. Yaitu :
1. 2 orang Pendekar pengendali kepala bantengan (menggunakan tali tampar)
2. Pemain Jidor, gamelan, pengerawit, dan sinden. Minimal 1 (satu) orang pada setiap posisi
3. Sesepuh, orang yang dituakan. Mempunyai kelebihan dalam hal memanggil leluhur Banteng (Dhanyangan) dan mengembalikannya ke tempat asal
4. Pamong dan pendekar pemimpin yang memegang kendali kelompok dengan membawa kendali yaitu Pecut (Cemeti/Cambuk)
5. Minimal ada 2 Macanan dan 1 Monyetan sebagai peran pengganggu bantengan.
6. Berbagai macam alat dan kelengkapan yang diperlukan (Umbul-umbul, bendera,dll)

Jadi, dalam setiap grup yang mempunyai minimal 2 Bantengan, jumlah personil yang terlibat adalah 20 orang. | FN
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kediri Portal - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger